PAPUAinside.com, JAYAPURA—President Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Pendeta Dorman Wandikbo menegaskan orang Papua bukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), sebagaimana dituduhkan sejumlah pihak.
Demikian disampaikan Dorman di sela-sela Penutupan Konferensi Klasis Cycloop Sentani ke XI dan Pelantikan BPK Cycloop Sentani periode 2021-2023 di Lapangan STAKIN, Kabupatèn Jayapura, Minggu (21/05/2020).
Konferensi Klasis Cycloop Sentani ke XI di Gereja Imanuel Pos 7, Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (18/03/2021) lalu.
Klasis Cycloop bekerjasama dengan Departemen Misi Badan Pekerja Pusat (BPP) GIDI membawahi 52 Jemaat dan 7 Pos PI.
Dorman dalam sambutannya menekankan beberapa poin penting. Pertama, pihaknya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya dan juga terima kasih kepada pimpinan Klasis Cycloop Sentani, yang telah menggelar sidang dengan lancar, sukses dan dalam suasana kekeluargaan, terutama penginjilan dan lain-lain.
Kedua, pimpinan GIDI menolak keras dengan stigma orang Papua KKB.
“Kalau bicara kelompok kriminal adalah para pedagang minuman keras (miras) dan Tempat Hiburan Malam (THM), yang tersebar di beberapa lokasi di Tanah Papua, khususnya di Kota Jayapura. Miras dong beli disitu di depan mata kita,” tuturnya.
Miras menyebabkan cukup banyak orang Papua mati. Tapi kenapa pihak berwajib tak membubarkan dan menutup kelompok kriminal itu. Kriminal itu bukan orang Papua, tapi pihak yang mengizinkan penjualan dan menjaga tempat-tempat miras dan THM adalah kriminal.
Ketiga, pihaknya mempertanyakan kelompok yang memegang senjata dan berjuang di hutan-hutan masuk kategori teroris. Tapi hari ini ia menegaskan bahwa mereka itu bukan teroris. Tapi mereka justru menyampaikan tentang keadilan, karena bangsa ini sudah lama tak pernah ada keadilan, untuk menyelesaikan persoalan pelanggaran HAM dan masalah sejarah Papua.
“Indonesia harus akui itu tak bisa dikasih stigma KKB. Ndak bisa,” terangnya.

President GIDI Pendeta Dorman Wandikbo menyampaikan sambutan pada Penutupan Konferensi Klasis Cycloop Sentani ke XI. (Foto: Dok/President GIDI)
Menurutnya, mereka yang berjuang di hutan-hutan berbeda dengan Al-Qaeda dibawah pimpinan Osama Bin Laden. Mereka menciptakan senjata, melatih orang-orang bagaimana menghacurkan ekonomi di dunia, menyebarkan paham radikalisme satu agama inilah disebut teroris.
Keempat, kenapa sampai hari ini ada Organisasi Papua Merdeka (OPM). OPM lahir, karena hasil dari perkawinan paksa antara Papua dan Indonesia. Indonesia memasukan Papua kedalam NKRI dengan paksa, maka lahirlah OPM.
Dikatakan kalau menyebut mereka OPM itu terhormat, karena hal ini betul-betul murni organisasi Papua merdeka. Mereka datang dari latar belakang dan sejarah yang jelas.
“Kalau menyebut OPM dibawah pimpinan Egianus Kogoya, Goliat Tabuni dan lain lain kami senang, karena memang mereka kelompok OPM dan mereka bukan KKB. KKB itu kalian yang selalu membawa senjata dan membunuh orang Papua.
Kelima, orang Papua tidak pernah bunuh haji, ustadz, kyai, masyarakat sipil, orang Jawa, Manado, Sulawesi, mahasiswa dan lain-lain. Tapi kamu KKB bunuh pendeta, pastor, siswa dan masyarakat sipil.
Solusinya Indonesia dan Papua duduk bersama, untuk menyelesaikan 4 akar masalah sebagaimana yang ditemukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Empat akar masalah itu adalah kegagalan pembangunan, marjinalisasi dan diskriminasi orang asli Papua, kekerasan negara dan tuduhan pelanggaran HAM, serta sejarah dan status politik wilayah Papua.**
Source: https://papuainside.com/
Recent Comments